PKM DOKTER GIGI CILIK DENGAN TAMAN SIRIH DAN SAMBUNG NYAWA

Categorie(s):
   Dokter gigi cilik, Gizi, TOGA
Author(s):
   I Gusti Ayu Ari Agung, Ria Koesoemawati, Dewa Made Wedagama
Tahun:
   2019
Kode:
 EPR-0024
Item Type:
 Proceeding
Additional Info:
 This article is publish on Prosiding SINAPTEK 2019, UNiversitas Dhyana Pura Bali 7 Agustus 2019
Keyword(s):
Dokter gigi cilik, Gizi, TOGA
Abstract :
WHO atau Badan Kesehatan Dunia telah mencanangkan program hidup sehat melalui back to nature atau kembali ke alam, semenjak tahun 1997. Lembaga itu menganjurkan penggunaan bahan makanan berserat dari tumbuh-tumbuhan. Pemerintah Republik Indonesia mulai serius mengembangkan Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) sesuai anjuran WHO, semenjak tahun 1998. Terkait dengan anjuran itu, diharapkan penyebab timbulnya penyakit dapat diminimalkan, sementara bagi orang yang sakit dapat cepat disembuhkan. SDN 1 Ketewel ternyata sangat membutuhkan kebun TOGA, buku dan poster untuk kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan penerapan ipteks meliputi penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dokter gigi cilik dalam penanggulangan kesehatan gigi mulut. Selanjutnya secara rutin dilaksanakan monitor dan evaluasi pelaksanaan program. Target khusus yang sudah dicapai adalah keberadaan dokter gigi cilik, kelestarian kebun TOGA sirih dan sambung nyawa. Siswa tanggap penanggulangan kesehatan gigi mulut, perpustakaan kesehatan, poster, publikasi ilmiah di journal nasional dan internasional, pemakalah dalam temu ilmiah, buku panduan, dan buku ajar.